#cerpen #ceritaoblong Dewi Penjaga Gerbang

sore itu tampak matahari kian tenggelam dengan "mego" yang senantiasa menuggunya terlelap harap demi harap di ucapkan para liliput yang sedang berdoa dan berharap, khayalan yang terus terbawa dalam naungan cinta di sini penuh luka terbesit harapan yang telah jadi darah yang membeku melihat sosok dewi yang anggun dengan mahkotanya dia menari dengan tairan yang membius para dewa, dia ada dia jaga gerbang cinta dengan senyumanya sang dewa yang "acuh" tak menghargai bentuk upaya usahanya menjaga gerbang cinta dengan penuh harap dan tatap...

hanya lantunan doa yang bisa ku ucapkan hanya lantunan puji yang bisa ku nyanyikan berharap sang dewi melihat liliput kecil yang menangis tersedu sedu rindu akan hadirnya dewi penjaga gerbang untuk "versi"nya (si liliput) kadang dewapun tertawa di atas tatapan sedihku hanya nasib akan ras yang di berikan kepadaku (si liliput) melihat dewa yang selalu menyakiti hati dewi penjaga gerbang selayak "lonthe" nya yang jadi embel embel pembuang hastrat sesaat sedetik dari ribuan abad waktu yang dimilikinya, "hey kau liliput kecil,angkatkan aku seribu gunung maka ku ijinkan kau untuk tidur bersama pembantuku itu (dewi)" , ibarat lagu sedih yang di nyanyikan melodynya jadi suasana yang memeluk hatiku (liliput) dan harap seribu harap dunia mimpi ini akan jadi mimpi tidurnya matahari akan menjadi ending sang dewa yang tertawa keras melihat ribuan dewi yang di cumbunya entah sampai kapan sang dewa akan bertahan liliput kecil hanyalah debu diantara pasir pasir di padang gurun yang luas nan panas tidurlah dewa tidurlah.... esok pagi akan jadi pagi yang indah untukmu,, dan engkau dewi,ku doakan engkau agar kelak gerbang yang kau bawa akan kau berikan kepada pria kecil bernama liliput seharga seribu dewa

0 Komentar