tadi malam di rumah saya ada reyogkan sebenarnya acara ini diakan bukan untuk memeriahkan hari  besar atau hajatan tapi reyogkan tadi malam itu dilaksanakan untuk bersyukur atas menangnya kepala desa dengan harapan adanya reyogkan dapat menyatukan yang dahulunya waktu pemilihan itu berbeda pendapat tau memilih calon yang berbeda untuk menghilangkan rasa saling berbeda maka diadakan reyogkan yang di hadiri oleh para penonton dari seluruh dusun semua kumpul di rumahku hampir penuh rasanya sumpek desel - deselan

dan yang paling bikin saya cegeh lagi adalah para sinoman (pemuda) yang menjadikan rumahku tempat untuk minum - minum dan menjadikan mereka mabuk berat yang akhirnya sulit di kontrol dengan perasaan menahan mara dengan apa yang mereka lakukan di rumahku akhirnya aku duduk di belakang rumah bersama anak - anak kecil yang melihat reyog yang juga masih kelihatan dan cukup enak untuk melihatnya dari spot itu

memang mabuk-mabukan adalah identitas utama para warga ponorogo ketika reyogkan seperti sudah jadi tradisi yang turun temurun dari nenek moyang dulu, sebenarnya siapa tohh nenek moyang yang pertama kali ngada in acara mabuk - mabuk an ketika reyogkan yang jelas putu - putu mu saiki do ra karuan kerono sampean mbah, gimana gak karuan - karuan ada yang muntah ngebros dalam bahasa etika nya orang mendhem di dapur ku di jogan (ruang keluarga) hingga ibuku kerepotan dan harus membersihkannya sangat menjijikan aku jadi kasihan sama ibuku

walau sebagian besar pemuda mlethot alias hampir kehilangan kendali akibatnya hampir beberapa kali terjadi kerusuhan antar pemuda dan jujur itu membuat pemandangan yang sangat gak menyenangkan akhirnya dari pihak kepolisian pun datang dan menertibkan para pemuda tersebut akhirnya reyogkan pun berakhir dengan gambyongan bersama jathil - jathil yang sexy dan menggoda siapa saja yang melihatnya sampai - sampai aku onani 2 kali dalam satu malam

iri dengan strategy tepat paguyuban sebelah yang menyediakan arak bagi pemuda jauh sebelum acara mulai jadi waktu acara sudah berlangsung mereka sudah jadi mayat yang bergelimpangan dengan begitu acarapun lebih berjalan normal tanpa ada hal yang sangat memalukan seperti tadi malam ingin rasanya merubah kebiasaan para warga ponorogo yang suka mabuk - mabuk an waktu reyogkan namun juga harus bagaimana lagi namanya sudah tradisi *bingungpasrah*