hari ini aku dan hariku bah cuaca di antara musim kemarau dan hujan, betapa membingungkan dan tak ada pilihan tepat yang aku dapat,hanya ingin sekedar bercerita, entah dari mana asal suara itu ada namun aku akui aku cukup trauma dengan hal itu sampai sekarang pertama karena nasib sialku yang menjerumuskanku ke dalam dunia nasib yang tak kan berujung kemudian aku "mentas" dan kembali ke orbitku semula namun kecenderungan ini kembali namun kebosanan ini mengajakku menuju ke permainan api itu lagi
entah apa yang ada di fikiranku saat ini yang jelas seperti biasanya yang murung tak berdaya kadang akal ini melawan kadang hati ini berontak namun apa daya gerbang keputus asaan telah terbuka hanya genderang kegagalan lah yang kini menghantuiku, aku mencoba sadar dan terbangun dari tidur panjangku ini dan mencari jalan kebenaran yang sebenarnya aku rela terkikis oleh waktu asalkan aku musnah dengan kebenaran yang selalu menyelimutiku
aku melihat sedikit celah cahaya di antara genteng-genteng itu memberi isyarat akan pasukan yang selama ini aku tinggalkan semoga fajar segera tenggelam agar aku cepat pulang ke gubuk kecil berhiaskan lampu redup lentera berminyakan pohon "jarak" dan mencoba kembali menghibur diri dengan alunan nada yang membius dan mengubahku menjadi kuat dan akupun terlupakan siapa diriku
agar aku segera terlupakan dengan kesempatan itu sosok topeng mimpi yang terlihat menawan namun aku tak tahu yang terihat hanya pisau bersimbah darah terselempit di balik bayangannya aku ingin lari sejauh mungkin menjauh aku takut aku gelisah aku mencoba sadar dan bangkit membuka mata agar aku tahu dimana sebenarnya musuh dan dimana sebenarnya temanku...
0 Komentar