Usap Keringatmu Oblong

detik dan detik aku lewati kegundahan hati yang selalu mengganjal di hati, sesaat aku tatap luas langit yang biru guna menghibur hatiku yang sedang pilu,, ingin aku bercerita padamu kawan dengan sebercak tinta ini aku torehkan cerita gundahku dalam perjalanan romantika kehidupan ini umurku sudah setinggi pohon pinang hatiku yang sesaat bertanya kepada fikiranku mau kemana sebenarnya aku ini sudah bosan dengan segala khayalan dan pohon di pinggir jalan yang terus berlalu...

ku urungkan diriku ku mantabkan hatiku terasa sudah lama sekali aku tak melihat matahari pagi karena seorang petidur yang selalu hidup dalam mimpi kini semangat juang yang aku dirikan seakan telah tersapu rata oleh angin yang bertiup kencang di iringi dengan debu - debu berterbangan ku duduk jongkok dengan peluh yang memenuhi hati kecilku sesaat ku toleh dua garis finish yang saling bercanda tawa sedang murung pilu karena musim yang segan menghiburnya kemana langkahku selanjutnya padahal kapal ini sudah harus aku layarkan di laut yang biru dan kini pun masih terlihat berantakan tak beraturan padahal laut mulai pasang daratanpun semakin mengecil beberapa kapal besar sudah mengembangkan layar dengan gagahnya aku hanya terdiam dan menyesali nasibku ohh... tuhan dimana engkau berada ku ingin menangis di hadapanmu

greekkk.. tiba tiba aku tersadar dari lamunanku aku terdiam sesaat kembali aku lihat jam yang menunjukan pukul 11:11 malam, untung ada lampu redup yang selalu menemaniku di ruangan yang gelap nan sepi ini terlihat beberapa berkas berserakan dan juga file file yang belum terselesaikan juga hati yang semakin kesal dengan semua ini terasa tak ada ujungnya ingin aku usaikan semua kemana arahku sebenarnya apakah matahari tak lagi terbit untuku??? bisakah aku untuk bangun lebih awal mencari gagasan dan semangat bagai roda kapal yang terus berputar dan tak akan berhenti sebelum perang berakhir tak akan berhenti sebelum kemenangan di raih sebelum berhenti karena kalah dan mati...

0 Komentar